Pulau dengan beragam Budaya, Flora dan Fauna.

Rabu, 22 Maret 2017

Jenis Tarian yg Ada Di Flores

Tari Ja’i Tarian Tradisional Dari Flores, NTT 

 

Tarian ini merupakan salah satu tarian masal yang cukup terkenal di Flores, Nusa Tenggara Timur. Namanya adalah Tari Ja’i.
Apakah Tari Ja’i itu?

Tari Ja’i adalah tarian tradisional masyarakat Ngada di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Tarian ini merupakan tarian masal yang dilakukan oleh masyarakat di sana sebagai ungkapan rasa syukur dan kegembiraan. Tari Ja’i ini merupakan tarian tradisional yang cukup terkenal di Flores, khususnya masyarakat Ngada, dan sering ditampilkan dalam berbagai acara seperti perayaan, upacara adat dan menyambut tamu kehormatan.
Asal Mula Tari Ja’i
Tari Ja’i ini merupakan salah satu tarian tradisional masyarakat suku Ngada yang sering ditampilkan dalam ritus Sa'o Ngaza. Tarian ini dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur dan kegembiraan masyarakat. Tari Ja’i ini biasanya dilakukan secara masal oleh masyarakat suku Ngada, semakin banyak yang mengikuti tarian tersebut maka akan semakin hikmat. Bagi masyarakat Ngada, selain sebagai ungkapan rasa syukur, Tari Ja’i juga memiliki nilai-nilai kehidupan masyarakat yang sangat penting didalamnya.

Fungsi Dan Makna Tari Ja’i
Seperti yang dikatakan di atas, Tari Ja’i merupakan tarian yang sering ditampilkan pada upacara adat sebagai ungkapan rasa syukur dan kegembiraan mereka. Bagi masyarakat suku Ngada, Tari Ja’i memiliki nilai-nilai penting untuk kehidupan, baik dalam bersosial dan bermasyarakat. Dalam tarian ini kita bisa melihat bagaimana semangat kebersamaan itu selalu terjalin di antara mereka.

Pertunjukan Tari Ja’i
Tari Ja’i ini merupakan tarian tradisional yang dilakukan secara masal dan dapat dilakukan oleh penari pria maupun wanita, semakin banyak peserta yang mengikuti tarian, itu semakin bagus. Dalam pertunjukannya para penari berbaris dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan khas Tari Ja’i mengikuti alunan irama dari musik pengiring. Gerakan Tari Ja’i ini cukup sederhana dan dilakukan secara berulang-ulang. Namun karena dilakukan bersama-sama maka tarian ini terasa meriah dan menyenangkan.

Musik Pengiring Tari Ja’i
Dalam pertunjukannya, para penari diiringi oleh irama musik gong dan gendang yang disebut dengan Laba go. Laba go ini terdiri dari dhera, wela-wela, uto-uto, meru dan laba. Kelima alat musik tersebut dimainkan dengan padu dan menghasilkan irama musik jai yang khas. dalam pertunjukan Tari Ja’i, biasanya gerakan tari harus disesuaikan dengan iringan musik Laba go tersebut.

Busana Tari Ja’i
Dalam pertunjukan Tari Ja’i para penari harus menggunakan pakaian adat lengkap. Untuk pakaian adat laki-laki biasanya terdiri boku, mara ngia, sapu, lu’e, keru, lega jara, dhegho dan sau. Sedangkan pakaian adat perempuan terdiri dari lua manu, lawo, mara ngia, dhegho, lega jara, kasa sese, keru, dan butu.

Perkembangan Tari Ja’i
Dalam perkembangannya, Tari Ja’i ini mulai mendapatkan perhatian dan dikenal oleh masyarakat luas. Kini Tari Ja’i tidak hanya ditampilkan untuk acara adat tertentu saja, tarian ini juga sering ditampilkan di berbagai acara budaya, baik di tingkat daerah, nasional, bahkan internasional. Selain itu berbagai variasi dan modifikasi juga sering dilakukan dalam pertunjukannya, agar terlihat lebih menarik dan tidak kaku, namun tidak meninggalkan bentuk aslinya. Hal ini dilakukan sebagai bentuk usaha melestarikan tradisi dan budaya, agar tidak punah dan tetap hidup seiring dengan perkembangan zaman.

Tari Gawi Tarian Tradisional Dari Ende, Flores, NTT 

Tarian tradisional satu ini merupakan tarian yang dilakukan secara masal di Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur. Namanya adalah Tari Gawi.
Apakah Tari Gawi itu?

Tari Gawi adalah tarian tradisional yang dilakukan secara masal di Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Tarian ini merupakan salah satu tarian adat masyarakat suku Ende Lio sebagai ungkapan rasa syukur atas segala berkat dan rahmat yang diberikan oleh Tuhan kepada mereka. Dalam pertunjukannya Tari Gawi dilakukan secara masal dengan saling berpegangan tangan dan membentuk formasi seperti lingkaran yang menjadi ciri khas tarian ini. Tari Gawi sering ditampilkan dalam upacara seperti saat selesai panen, pembangunan rumah adat, pengangkatan kepala suku dan acara adat lainnya.
Asal Mula Tari Gawi
Tari Gawi ini merupakan salah satu tarian suku Ende Lio yang tertua dan sudah ada sejak jaman leluhur mereka dulu. Menurut sumber sejarah yang ada, tarian ini sejak dulu sering ditampilkan dalam upacara adat atau ritual adat masyarakat Ende Lio. Tari Gawi ini biasanya ditampilkan di bagian akhir acara sebagai penutup dan merupakan ungkapan rasa syukur atas berkat dan rahmat yang diberikan oleh Tuhan kepada mereka. Nama Tari Gawi ini berasal dari dua kata yaitu “Ga” yang berarti segan/sungkan dan” Wi” yang berarti menarik. Tari Gawi juga dapat diartikan menyatukan diri.

Fungsi Dan Makna Tari Gawi
Seperti yang dikatakan di atas, tarian ini memiliki fungsi sebagai ungkapan rasa syukur dan penghormatan masyarakat terhadap tuhan. Selain terdapat nilai spiritual dan nilai historis, dalam tarian ini juga kaya akan nilai filosofis. Salah satunya dilihat dari bentuk tarian, dimana para penari saling berpegangan tangan dan membentuk lingkaran. Dalam hal ini menggambarkan bagaimana rasa persatuan, kebersamaan dan persaudaraan yang terjalin di antara mereka begitu erat.

Pertunjukan Tari Gawi
Dalam pertunjukannya Tari Gawi dilakukan secara masal baik kaum laki-laki maupun perempuan. para penari tersebut membuat suatu formasi melingkar dengan mengelilingi Tubu Busu. Dalam formasi tersebut para penari laki-laki berada di depan atau bagian dalam, sedangkan penari perempuan di belakang atau bagian luar. Namun ada kalanya penari perempuan membuat formasi setengah lingkaran. Formasi tersebut tentunya memiliki arti tersendiri.
Gerakan tarian ini cukup sederhana karena saling bepegangan tangan, sehingga gerakannya lebih didominasi gerakan kaki maju, mundur, ke kiri dan ke kanan secara bersamaan. Sedangkan gerakan tangan hanya diayun-ayunkan.
Dalam tarian ini juga dipimpin oleh seorang disebut Eko Wawi atau Ata Sodha yang memimpin tarian dan menyanyikan syair. Selain itu di dalam barisan para penari juga terdapat pemimpin tarian yang disebut Ulu. Dalam pertujukan Tari Gawi biasanya tidak menggunakan musik pengiring, namun hanya diiringi oleh syair yang dibawakan oleh Ata Sodha. Hal ini mungkin karena merupakan tarian yang sakral, sehingga dapat dilakukan secara hikmat.

Kostum Tari Gawi 
Kostum yang digunakan para penari dalam pertunjukan Tari Gawi biasanya merupakan pakaian adat. Untuk penari laki-laki biasanya menggunakan kaos berwarna putih dan sarung. Selain itu juga menggunakan kain tenun dan destar (ikat kepala). Sedangkan untuk penari perempuan biasanya menggunakan baju khas ende, sarung ikat, dan tenun.

Perkembangan Tari Gawi
Walaupun merupakan salah satu tarian tertua di Ende Lio, Tari Gawi masih dipertahankan dan dilestarikan oleh masyarakat di sana. Hal ini terbukti dengan masih sering dipertunjukannya tarian ini di acara adat yang digelar di sana. Dalam perkembangannya, tarian ini tidak hanya menjadi bagian dari ritual, namun juga bisa menjadi suatu hiburan atau pertunjukan seni. Dalam perkembangan tersebut, para seniman juga sering menambahkan beberapa variasi, baik dari segi gerakan maupun musik agar lebih menarik. Hal ini tentu dilakukan sebagai usaha melestarikan tradisi dan budaya, agar tidak tenggelam seiring dengan jaman yang semakin modern ini.


Tari -Tarian Tradisional Dari Flores Timur, Flores, NTT



Tari Muro Ae’
Asal Larantuka. Dilakukan pada saat penyambutan Tamu agung kerjaan, dalam perkembangananya tari Muro Ae’ masuk dalam rangkaian acara perkawinan (jemput dan antar pengantian) Ditarikan oleh Kaum wanita (Gadis). Peralatan yang digunakan : Bila/Viola, gitar, ukulele/juk, dan gendang yang merupakan peninggalan Portugis, dengan iringan lagu Lu E. Kostum : Sarung Lebao, Lewolere, Waibalun, dengan kebaya atas putihPerllengakapan lain : Saputangan selendang warna putih selendang saraung tenun ikat.

Tari Bajo
Asal Larantuka dan sekitarnya. Organisasi Pewaris: Lima Pai, Waibalun, Pantai Besar, Lokananta, Sarotari, Wure. Tari Bajo keberadaanya sejak pendudukan Bangsa Portugis di Larantuka Abad 16/17. Tarian ini tumbuh, hidup dan berkembang dalam acara adat perkawinan orang Larantuka (Nagi) dimana saling menghormati dalam ruang adat Opu Blake, tari Bajjo juga sering disebut Opu Blake, ditarikan dalam acara sambut tamu ditarikan oelh pria dan wanita berpasangan. Perpasangan Musik yang digunakan : Biola/viola,gitar, ukulele/juk.

Tari Hedung
Hedung adalah uangkapan dari Nedung yang artinya menang, bagi Flores Timur kuasa colonial dengan plitik adu domba sering mendatangkan pertikaian yang berujung pada perang tanding antar desa (Lewo) atau antar suku, bagi yang menang perang akan kembali dengan membawa kepala lawannya atau barang lain sambil menari. Ungkapan kemenangan para pejuangnya akan dijempput oleh penduduk kampong dengan bunyi-bunyian dengan taria-tarian penjemputan. Hedung merupakan tariian yang tersebar hampir disetiap desa seluruh wilayah Flores Timur (Lamaholot). Nama yang sama tapi memiliki perbedaan baik ritme musik, pola gerak kaki dan penggunaan kostum dan aksesorisnya. Ditarikan oleh Laki-laki dan perempuan. Kostum : Sarung Tenun Asli (Nowing/Senai/Krio) bagi Laki-laki, dna Perempuan Kewatek. Perlengkapan lain : Geba/Selendang, parang, lembing, busur panah. Aksesoris kepala : Kenobo dari daun lontar/kelapa anyaman dan nidok.

Tari Liang Namang
Asal Daerah Lebao Tanjung-Waibao-Flores Timur. Liang adalah nyanyian yang dilantunkan oleh penyair, Namang adalah hentakan datau gerakkan. Liang Namang adalah narasi yang dinyanyikan dan disertai dengan gerakan atau hentakan. Lagu dan syair yang dipilih disesuaikan dengan kepentingan pertunjukkan, pesta kampong dan penerimaan tamu atau hiburan lepas.

nah,Itu a adalah jenis tarian yang ada di Pulau Flores, Beragam buka??
Share:

Blogger templates